Blogroll

Minggu, 11 September 2016

Berkunjung ke Somalangu Kebumen, Pondok Tertua se-Indonesia?

Masjid Pondok Al-Kahfi Somalangu
Saat ngobrol-ngobrol tentang pondok-pondok tua di jawa bersama beberapa teman di rumah (Kebumen) saat lebaran idul fitri kemarin, dimunculkan beberapa nama pondok tua di Jawa Timur, semisal Sidogiri Pasuruan, Langitan Tuban, Mojosari Nganjuk, Bangkalan Madura, Asembagus Situbondo dan lain-lain. Tiba-tiba seorang teman bernama Sofan menyela obrolan,” tapi semua itu ya masih kalah tuanya dengan Pondok Al-Kahfi Somalangu Kebumen”.

Saya pun tanggap,” ya jelas lah, lha wong Mbah Dalhar Watucongol Magelang saja yang termasuk sepuh itu masih murid dari Somalangu Kebumen”. Teman saya yang mempunyai adik mondok di Somalangu itu meneruskan,” Pondok Somalangu itu usinya sudah lima abad lebih ndii”.

“Masa lima abad fan?”, tanya saya. Ia menjawab,” yessss, lima abad ndii”. Sebelumnya, yang saya ketahui hanyalah bahwa Pondok Somalangu itu memang sudah sangat tua dan tertua di kebumen. Dugaan saya selanjutnya yaitu kalau memang usia Pondok Somalangu sudah lima abad, maka bisa dikatakan Pondok Somalangu itu tertua se-Jawa Tengah, atau bahkan se-Jawa.

Setelah itu, melalui Simbah Kyai Belum Haji Profesor Doktor Gugel, saya mencari info tentang Pondok Somalangu. Bagaiamana sejarahnya? Benarkan sudah lima abad? Adakah buktinya? Beberapa info saya temukan. Semua info menyatakan kebeneran usia lima abad itu dengan bukti adanya Prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9kg yang ada di dalam masjid Pondok Somalangu.

Ada info yang mendukung dugaan saya, yakni bahwa Pondok Somalangu yang berusia sangat tua tidak hanya dikenal sebagai Ponpes tertua di Indonesia, namun juga termasuk sebagai ponpes tertua di Asia Tenggara. Sebelumnya saya hanya menduga Pondok Somalangu itu maksimal tertua se-Jawa, namun kemudian dugaan saya digiring ke dugaan bahwa Pondok Somalangu tidak hanya tertua se-Jawa, tapi tertua se-Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara.

Benarkah info-info yang diberikan oleh Mbah Gugel tersebut? 18 juli 2016, mumpung masih di rumah, juga jarak dari rumah ke Somalangu bisa ditempuh dalam waktu setengan jam lebih, dengan mengajak Sofan yang memang sudah bolak-balik Somalangu, saya menuju ke sana.

Saya juga mempunyai seorang teman MTs yang sedang nyantri di Somalangu, yakni yang bernama Basyir. Ia nyantri sudah sekitar 8 tahun. maka ketika saya sampai di tempat, saya lebih dahulu mencari teman saya tersebut. Saya pangling sama dia, dia tidak sama sekali pangling sama saya, karena memang saya masih imut-imut menyenangkan nan mebahagiakan seperti 8 tahunan lalu, waktu terakhir kami berdua berjumpa.

Setelah berbasa-basi ngobrol sana-sini, ngobrol cewek-cewek MTs, teman-teman yang sudah nikah, yang sudah janda, yang sudah meninggal, ngenang masa-masa MTs, akhirnya saya mulai bertanya-tanya tentang Somalangu.

“Syir” sapa saya kepada Basyir. “Iya Mbah”, mbah, begitulah teman-teman MTs memnaggil saya yang padahal masih tampak sangat imut-imut ini. “Apa benar Pondok Somalangu ini berdiri sejak lima abad yang lalu?”, satu pertanyaan muncul dari mulut yang semoga dirahmati ini.  

Basyir menjawab,”iya benar mbah. Berdiri tahun 1475 kalau nggak salah”.

“Terus, apa benar Pondok Somalangu itu tertua se-indonesia? Atau bahkan se-asia tenggara?”

“Ohh, nggak tahu itu kalo saya. Lha kamu dapat data itu dari mana Mbah?”

“Ini dari internet Syir”

“Aku nggak tahu mbah”

“Tapi di sini, biasa nggak digembor-gemborkan tertua seperti itu?”

“Enggak mbah. Paling ya setahu saya ya tertua se-Jawa Tengah”

“Pak kyai ya juga nggak pernah bilang tertua se-indonesia?”

“Enggak pernah kayaknya Mbah”

“Ini syir, katanya usia Pondok Somalangu yang sudah lima abad ini kan dibuktikan dengan adanya Prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9kg yang ada di dalam masjid Pondok Somalangu. Itu dimana tempatnya syir?”, mulut saya yang sering menghisap rokok masih melanjutkan pertnyaan-pertanyaan sok ingin tahu.

Basyri pun menjawab,”aku belum pernah lihat mbah”.

“Lha terus ada apa nggak?”

“Ada”

Lha terus dimana?

“Ya ada lah”

“Ghaib atau gimana?”

“Ada pokoknya”

“Dirahasiakan?”

“Yang tahu hanya keluarga ndalem Mbah”

Sampai sekarang ini, saya belum bisa melihat prasasti yang mencantumkan data tahun berdirinya Pondok Somalangu. Meskipun begitu, saya merasa yakin akan kebenaran bahwa Pondok Somalangu itu sudah berusia lima abad lebih. Lalu terkait tertuanya, mungkin benar jika dikatakan Pondok Somalangu itu pondok tertau se-jawa. Entah kalau ada yang lebih tua.

Tertua se-indonesia? Mungkin juga. Tadi pagi (9/11/2016) saya tanyakan kepada gus saya di Malang yang saya lihat ia tahu banyak akan sejarah-sejarah Walisongo dan pondok-pondok di Indonesia. Kesimpulannya gus saya membenarkan bahwa tidak ada yang lebih tua dari pada Pondok Somalangu sebagaimana info yang saya sampaikan kepadanya.
Salah satu masyayikh Pondok Somalangu

Saya melanjutkan obrolan saya dengan Basyir,” eh syir, buku sejarah Somalangu ada nggak yah?”

“Nggak ada mbah”, jawab Basyir.

“Owalah, kalo ada saya mau beli Syir”

“Ya itu yang di internet saja mbah”

“Apa valid  yang ada di internet itu?”

“Itu yang biasa memasukan data ke internet kan kelurga ndalem sini”

“Oh, yang di website resmi pondok paling yah?”

“Yesss”
KH. Afif, Pengasuh PP. Al-Kahfi sekarang
Bagaimana sesungguhnya sejarah Pondok Somalangu kebumen?

Sebagaimana dimuat di website resmi yang ditunjukan teman saya, bahwa Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu merupakan pondok pesantren yang telah terhitung cukup tua keberadaannya. Karena  pondok pesantren ini telah ada semenjak tahun 1475 M. Adapun tahun dan waktu berdirinya dapat kita ketahui di antaranya melalui Prasasti Batu Zamrud Siberia (Emerald Fuchsite) berbobot 9kg yang ada di dalam masjid pondok pesantren tersebut.

Sebagaimana diketahui menurut keterangan yang dihimpun oleh para ahli sejarah bahwa ciri khas pondok pesantren yang didirikan pada awal purmulaan Islam masuk di Nusantara adalah bahwa di dalam pondok pesantren itu dipastikan adanya sebuah masjid. Dan pendirian masjid ini sesuai dengan kebiasaan waktu itu merupakan bagian dari pendirian sebuah pesantren yang terkait dengannya.
Prasasti batu yang mempunyai kandungan elemen kimia Al, Cr, H, K, O, dan Si ini bergambar hewan bulus berkaki tiga serta bertuliskan huruf Jawa & Arabic. Huruf Jawa menandai candra  sengkalanya  tahun  dengan  bunyi  “Bumi  Pitu  Ina”. Sedangkan tulisan huruf Arabic adalah penjabaran dari arti candra sengkala tahun dalam kalender Hijriyah. Terlihat jelas angka dan tanggal yang tertera dalam huruf Arabic pada prasasti batu itu berbunyi :

“25 Sya’ban 879 H”

Itu artinya, Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu resmi berdiri semenjak tanggal 25 Sya’ban 879 H atau bersamaan dengan Rabu, 4 Januari 1475 M. Pendirinya adalah Syaikh as-Sayid Abdul Kahfi al-Hasani. Beliau semula merupakan seorang tokoh ulama yang berasal dari Hadhramaut, Yaman. Lahir pada tanggal 15 Sya’ban 827 H di kampung Jamhar, Syihr. Datang ke Jawa tahun 852 H/1448 M ketika  masa  pemerintahan  Prabu Kertawijaya  Majapahit  atau yang dikenal dengan julukannya Prabu Brawijaya I (1447 – 1451). Jadi Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu baru didirikan setelah 27 tahun pendaratan Syaikh as-Sayid Abdul Kahfi al-Hasani di pulau Jawa.
Siapakah beliau?
Masih merujuk ke website resmi yang ditunjukan teman saya, bahwa nama aslinya adalah Sayyid Muhammad ‘Ishom al-Hasani. Merupakan putra pertama dari 5 bersaudara.  Ayahnya bernama Sayyid Abdur Rasyid bin Abdul Majid al-Hasani, sedangkan ibunya bernama Syarifah Zulaikha binti Mahmud bin Abdullah bin Syaikh Shahibuddin (ada yang menyebut Shahabuddin) al-Huseini, ‘Inath. Ayah dari Syaikh as-Sayid Abdul Kahfi al-Hasani adalah keturunan ke-23 Rasulullah saw dari Sayyidina Hasan ra, melalui jalur  Syaikh as-Sayyid Abdul Bar putera Syaikh as-Sayyid Abdul Qadir al-Jailani al-Baghdadi.
Makam Pendiri
Beliau datang dari Bagdad, Irak ke Hadhramaut atas permintaan Syaikh as-Sayyid Abdullah bin Abu Bakar Sakran (al-Idrus al-Akbar) untuk bersama – sama ahlibait nabi yang lain menanggulangi para ahli sihir Hadhramaut di mana waktu itu berpusat di daerah yang sekarang dikenal bernama Syihr. Syaikh as-Sayyid Abdur Rasyid bin Abdul Majid al-Hasani ini akhirnya tinggal, menetap dan wafat di Palestina, karena beliau diangkat menjadi Imam di Baitil Maqdis (Masjidil Aqsha). Makam beliau berada di komplek pemakaman imam-imam masjid Al-Quds. Sedangkan 4 saudara Syaikh as-Sayyid Abdul Kahfi al-Hasani yang lain tinggal serta menetap di Syihr, ‘Inath serta Ma’rib.

Sayyid Muhammad ‘Ishom al-Hasani semenjak usia 18 bulan telah dibimbing dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan keagamaan oleh guru beliau yang bernama Sayyid Ja’far al-Huseini, Inath dengan cara hidup di dalam goa – goa di Yaman. Oleh sang guru setelah dianggap cukup pembelajarannya, Sayyid Muhammad ‘Ishom al-Hasani kemudian diberi laqob (julukan) “Abdul Kahfi”. Yang menurut sang guru artinya adalah orang yang pernah menyendiri beribadah kepada Allah Swt dengan berdiam diri di goa selama bertahun–tahun lamanya. Nama Abdul Kahfi inilah yang kemudian masyhur dan lebih mengenalkan pada sosok beliau dari pada nama aslinya sendiri.

Ketika usianya mencapai 24 tahun, Syaikh as-Sayyid Abdul Kahfi al-Hasani diperintah oleh gurunya untuk berangkat berdakwah ke Jawa. Beliau mendarat untuk pertama kalinya di pantai Karang Bolong, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Sebelum menetap di Somalangu, Syaikh as-Sayyid Abdul Kahfi al-Hasani sempat tinggal selama 3 tahun di Ampel, Surabaya membantu perjuangan dakwah Sunan Ampel.
Kemudian sesudahnya beliau juga sempat tinggal serta menetap selama beberapa tahun di Sayung, Kudus dan Demak. Beliau menikah di usianya yang ke 45 tahun dengan seorang puteri Demak bernama Nur Thayyibah binti Hasan. Setelah mempunyai seorang putera berusia 5 tahun, bersama isteri dan puteranya, beliau mulai menetap di Somalangu, Kebumen.
Syaikh as-Sayyid Abdul Kahfi al-Hasani wafat pada malam Jum’at, 15 Sya’ban 1018 H atau bertepatan dengan tanggal 12 November 1609 M. Jasad beliau dimakamkan di bukit Lemah Lanang, Somalangu, Kebumen.  Dan beliaulah orang pertama yang dimakamkan di tempat tersebut.
Allahummardha ‘anhum – Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alih.
____________________

Indirijal Lutofa

Malang, 9 juli 2016



8 komentar

Erryagusta 12 Juli 2017 pukul 05.28

Terima kasih banyak, atas informasinya, semoga sangat bermanfaat bagi generasi penerus, agar tetap semangat mendirikan dan memperjuangkan agama islam

Unknown 3 Januari 2018 pukul 04.28

Pak boleh kah minta setahu anda daftar nama guru yg pernah memimpin pps Al Kahfi ini???

Unknown 31 Maret 2018 pukul 07.36

Assalamualaikum ,,klo boleh tau berapa ya biaya mondok dan sekolah nya

m amin fitriadi 21 Mei 2018 pukul 05.16

Silahkan yang mau mendaftar di Ponpes Al-Kahfi Somalangu buka fb Al-Kahfi Islamic Bourding school dan Instagram namanya alkahfisomalangu

Muhammad Siraj 31 Juli 2018 pukul 23.17

Sangat tertarik dan Ta'jub.
Subhaanallaah..

Tapi Kok Kaya'nya tahun Lahir Mbah Abdul Kahfi dan Tanggal Wafatnya Janggalnya ya?
Mohon Di cek.
Terima kasih

Dedi Kurniawan 25 Desember 2018 pukul 10.33

Saya kecewa dengan pihak pondok,Kaka saya salah satu murid disitu, kenapa setiap tahu ada salah satu murid yg ketempelan jin dan itu sulit sekali untuk di sembuhkan dan paling mengecewakan pihak pondok enggan untuk membantu.+6285899510799

Dedi Kurniawan 25 Desember 2018 pukul 10.35

kasihan dia. Dikira depresi sama orang-orang

Unknown 8 Oktober 2019 pukul 19.20

Syekh Abdul kahfi Alhasani, Syekh Muhtarom Al hasani, syekh jawahir al hasani, Syekh M, yusuf Al hasani, syekh Zaenal Abidin Al hasani, syekh M, marwan Al hasani, Syekh ibrohim Al hasani/Syekh abdul kahfi al hasani Tsani, syekh Abdurrahman Al hasani, Syekh Mahfudz Al Hasani, Syekh Chanif Al hasani, Syekh Thoifur Al Hasani, mnawi enten sng kirang nyuwun pngapunten

Posting Komentar