Blogroll

Jumat, 15 April 2016

JANCUK, DARI DA' SUAN SAMPAI JANCO

Konon kata "JANCUK" berasal dari bahasa Arab, yakni "DA' SUAN" yang berarti "tinggalkanlah keburukan". Konon juga peletak kata asal tersebut adalah seorang penyebar Islam di Surabaya. Kata tersebut tidak mengandung unsur negatif sama sekali, justru malah kata tersebut mengajak pada kebaikan dengan meninggalkan keburukan.
Karena kata tersebut terlalu kemarab dan sulit diucapkan oleh orang Jawa, khususnya Surabaya, maka kata "DA' SUAN" (dengan berakhiran fathah bertanwin pada hamzah) berubah menjadi kata "DA' SU'" (hamzah disukun).
Masih kemarab, sulit diucapkan, dan demi mempermudah, beralih menjadi "DA'SUK". Berubah lagi menjadi "DANCUK". Lalu ada "DANCOK", "JANCUK", dan "JANCOK". Entah apa alasannya, kata-kata ini justru menjadi negatif dan menjadi kata pisuhan dan hujatan.
Jadilah kata-kata tersebut menjadi kata kasar. Sehingga sebagian orang memperhalusnya dengan kata "JANCIK". Ada juga yang memperhalus dengan kata "JANCAK". Ada juga yang memperhalus dengan kata "JASIK".
Awal-awal di Malang, saya pernah setiap hari sepertinya kata "JANCUK" keluar dari mulut saya ini. Lalu dikritik teman-teman, saya berhenti dari itu.
Pada akhirnya kata "DANCUK", "DANCOK", "JANCUK", dan "JANCOK" sampai di Jawa Tengah. Nah, sebagian orang Jateng yang ikut-ikutan berucap kata-kata itu ternyata tidak sefasih orang-orang Jatim. Mereka berucap dengan membuang huruf "K" di akhir. Sehingga berubah menjadi "DANCU" "DANCO", "JANCU", dan "JANCO".
Biasanya orang-orang semacam hanya ikut-ikutan dan belum pernah hidup di Jawa Timur. Sampai di sini, justru ketika diucapkan dengan membuang huruf "K" sebagian oleh orang-orang Jateng malah menjadi terkesan lucu. Lucu ketika didengarkan oleh orang Jawa Timur atau orang Jawa Tengah yang pernah hidup di Jawa Timur.
Saya, orang Kebumen Jawa Tengah dan sekarang sudah 3 tahun hidup di Malang Jawa Timur, pernah ngobrol lewat telpon dengan teman saya orang Cilacap Jawa Tengah. Dalam obrolan itu, ia bertanya dengan bahasa Inggris," ndi, nang Malang, kowe siki dadi dancu-dancuan apa urung? " Akupun menjawab bahasa Inggris pula," Dancu-dancuan? Kue sih apa maksude rika? "
“kae lho sing kaya Sujiwo Tejo dancu-dancu", jawab temanku.
Aku bilang, " oalah, kue ya uda dancu, koe ngomong kaya ya malah lucu lan gawe wong ngguyu. Udu dancu, tapi dancuk utawa jancuk, kaya kue sing bener".
"Ya kaya kue lah maksude enyong", kata temanku masih dengan bahasa inggris-nya.

Oleh: Indirijal Lutofa melalui akun facebook-nya pada 13 Maret 2016

0 komentar

Posting Komentar