Blogroll

Kamis, 13 April 2017

KETIKA KIAI KAF YANG SHOLEH MARAH DAN MEMUKUL KEPADA HABIB QOF YANG BEJAT ITU


Semalam kedatangan tamu istimiwir yang sangat tidak perlu saya sebutkan namanya di sini, apalagi ditag, ora penting banget! Ia merupakan aktifis jama’ah Riyadhul Jannah yang jika berangkat mengendarai mobil VIP 01/02/03, maka jarak 1 km dari lokasi sudah dikawal keamanan. Heuheu. Obrolan kami semalam menyoroti berbagai isu hangat di NU, Islam, dan Indonesia. Juga dijejeli resep sex yang mantap olehnya yang sudah beranak 3. Kisah berikut ini disampaikan olehnya tadi semalam juga;

Di sebuah daerah hiduplah seorang kiai yang lelakunya merupakan lelaku seorang sholeh dan sufi. Ia merupakan seorang imam masjid di tempatnya. Ia mempunyai keistmewaan sering bermimpi ketemu Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Demi sesuatu tertentu, tidak perlu disebut nama Kiai tersebut dan asal daerah tersebut. Sehingga sebuat saja Kiai Kaf.

Di tempat Kiai tersebut, hiduplah seorang pemuda keturunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Beda dengan Kiai Kaf, pemuda ini justru berperilaku sebaliknya, ia bejat amat bejat. Hampir tiap hari, ia mabok minum-minuman keras dan madon dengan wanita alias zina. Demi sesuatu tertentu pula, disamarkan pula namanya, sebut saja Habib Qof.

Antara Kiai Kaf dan Habib Qof, saling kenal dan saling tahu. Suatu hari sehabis shubuh, Habib Qof baru saja mabok minuman keras, ia lewat depan masjid dimana Kiai Kaf biasa mengimami. Tentu akibat mabok minuman keras, Habib Qof muntah di depan masjid tersebut. Kiai Kaf yang melihtanya langsung marah. Kiai Kaf pun memukulkan tangannya ke kepala Habib Qof, tanda Kiai Kaf marah dan tak rela atas tindakan Habib Qof.

Setelah kejadian itu, malam harinya Kiai Kaf bermimpi ketemu Kanjeng Nabi. Namun Kanjeng Nabi tidak sepertia biasanya di mimpi-mimpi Kiai Kaf yang lalu. Bahwa biasanya dalam mimpinya, Kiai Kaf bersalaman dengan Kanjeng Nabi. Namun pada malam itu, Kiai Kaf mengulurkan tangan ke Kanjeng Nabi untuk bersalaman, Kanjeng Nabi malah tidak mau bersalaman dan cuek terhadap Kiai Kaf.

Malam hari setelahnya kemudian, Kiai Kaf bermimpi ketemu Sayyidina Ali bin Thalib RA. Kiai Kaf dimarahi habis-habisan sama Sayyidina Ali dalam mimpinya. Namun Kiai Kaf tak faham kenapa kok dirinya dimarahi.

Kiai Kaf gelisah atas mimpi Kanjeng Nabi Muhammad dan Sayyidina Ali tersebut. Akhirnya ia sowan ke Kiai untuk mengadukan perihal kegelisahannya tersebut.

”Sampean punya salah ke dzurriyah nabi?” tanya Kiai ke Kiai Kaf setelah diutarakan kegelisahannya.
Kiai Kaf menjawab,” enggak perasaan Kiai”.

“Coba diingat-ingat lagi”

Kiai Kaf diam memfikirkan dan mencoba mengingat-ingat.

“Oh ya Kiai, kemarin saya barusan memarahi dan memukul seorang Habib muda yang mabok minuman keras di depan masjid”, Kiai Kaf akhirnya ingat terhadap kejadian yang padahal baru beberapa hari yang lalu.

“Ya sudah sana! minta maaflah kepadanya!”

“Nggih Kyai”

Kemudian Kiai Kaf pun mencari Habib Qof untuk ditemuinya dan minta maaf kepada. Kiai Kaf mejumpai Habib Qof di perempatan yang sedang mojok dengan seorang wanita. Wanitanya pun pergi karena sungkan sama Kiai Kaf. Kiai Kaf mencium kaki Habib Qof.
Habib Qof kaget dan bertanya,” ada apa ini Kiai?”

“Saya minta maaf Bib”, Kiai Kaf menjawab.

“Lho bukannya yang seharusnya minta maaf ke sampean? Saya yang bejat ini yang seharusnya minta maaf Kiai”

“Nggak Bib, saya minta maaf atas kejadian kemarin pas shubuh Bib”

“Kejadian apa Kiai?” Habib Qof bertanya karena merasa tidak tahu akibat memang saat shubuh itu Habib Qof sedang mabuk-mabuk dan tentu tidak merasakan apa-apa. Kiai Kaf pun mejelaskan kejadiannya. Dan bercerita atas mimpinya bertemu Kanjeng Nabi Muhammad SAW dan Sayyidina Ali, serta isyaroh mimpi tersebut.

“Oh yayaya, iya Kiai, saya maafkan”, Habib Qof memberikan maafnya. Tenanglah akhirnya Kiai Kaf dengan maaf tersebut.

Habib Qof berfikir,” saya yang begini ini, sering mabuk-mabukan, sering zina, ternyata masih diperhatikan mbah-mbah saya? Saya masih dibela?”. Akhirnya Habib Qof bertaubat. Ia belajar agama. Dan ia menjadi pengajar agama di kemudian harinya.

Shohibul hikayah menkomentari,” begitulah salah satu cara Kanjeng Nabi mengingatkan keturunannya yang menyimpang dari ajarannya”.

Wallahu a’lam bish-showab.
____________

Mergosono, 13 april 2017


Indirijal Lutofa

0 komentar

Posting Komentar