Blogroll

Selasa, 30 Agustus 2016

Keteladanan Rama Kyai Mustholih dalam Mengajar

Rama Kyai Haji Achmad Mustholih Badawi
Salah satu teman al-Marhum Rama Kyai Haji Achmad Mustholih Badawi PPAI Al-Ihya Ulumaddin Kesugihan Cilacap ialah al-Marhum KH. Muhsin Syafi’i PP. Al-Maqbul Bululawang Malang. Keduanya berteman dan bersahabat yakni sejak keduanya nyantri di PPAI Ketapang Malang. Menurut info dari Kyai Hannan bahwa Rama Kyai Mustholih  nyantri di sana itu sekitar 3-4 tahun, yakni sekitar pada1954 M.
Di Malang, Kyai Muhsin  itu dikenal sebagai seorang wali, sebagaimana dikenalnya Rama Kyai Mustholih sebagai wali di Cilacap.  Kyai Muhsin memiliki andil besar dalam memberantas kemaksiatan di kampung Kebalen Wetan yang dulu identik dengan prostitusi ini. Melalui riyadahnya bersama para Kyai lain, Kyai Muhsin berusaha terus hingga akhirnya seluruh losmen dan hotel remang-remang resmi ditutup untuk selamanya.

Suatu waktu Bang Radial yang merupakan santri Rama Kyai Mustholih yang sekarang mukim di Malang berkesempatan sowan ke Kyai Muhsin Bululawang.

Saat sowan Kyai Muhsin, Bang Radial juga mengenalkan diri bahwa ia merupakan santri dari Kyai Mustholih ketika ditanya tentang perihal dirinya.

“Njenengan saking pundi”, tanya Kyai Muhsin

Bang Radia menjawab,” kulo asli Sumatra kyai”.

“Terus?”

“Alhamdulillah, saya pernah nyantri di pondok Rama Kyai Mustholih Cilacap”

“Masya Allah. Rama Kyai njengengan itu saat mau wafat dulu itu kesini dulu, ia pamitan ke saya.”

Ia. Memang dulu Rama Kyai Mustholih itu sering datang ke Malang kalau ada hajat apa-apa. Saat Rama Kyai Mustholih mau bangun Masjid Al-Ihya, Rama Kyai Mustholih minta doa restu ke PPAI Ketapang Malang dan teman-teman beliau yang ada di Malang, seperti Kyai Muhsin tadi, Kyai Alwi, Kyai Khanan, Kyai Miftah, dan Kyai Abdullah.

Kyai Muhsin melanjutkan kata-katanya kepada Bang Radial,” Masya Allah, Rama kyai Mustholih itu dulu punya sesuatu yang teman-temannya itu tidak ada yang bisa menirunya, tidak ada yang bisa mengalahkan Rama Kyai Mustholih.”

“Apa itu kyai? Kesaktian? Karomah?” tanya Bang Radial kepada Kyai Muhsin

“Kalau kesaktian itu biasa. Bisa ngilang itu biasa. Sholat di atas laut itu biasa.” jawab Kyai Muhsin yang juga merupakan sosok yang dengan berbagai ilmu kesaktian dan karomahnya.

“Terus apa kyai?” tanya Bang Radial lagi

“Rama kyai njenengan itu kalau beliau mengajar santri baru di Ketapang dulu, lalu si santri baru itu kok bodoh, tidak faham, maka Romo Kyai Mustholih itu malah yang menangis”, jawab Kiai Muhsin.

KH. Muhsin Syafi'i Bululawang
Jadi dulu Rama Kyai Mustholih itu kalau mengajar santri baru kok si santri baru tersebut tidak faham terhadap apa yang diajarkannya, beliau itu tidak marah terhadap si santri baru, meskipun si santri baru itu memang bodoh dan tidak cerdas. Justru malah Rama Kyai Mustholih sedih dan menangis atas hal itu. Sifat inilah yang tidak bisa ditirukan oleh teman-teman beliau saat mondok di PPAI Ketapang Malang dulu seperti yang diceritakan oleh Kiai Muhsin tadi.

Lahumul fatihah. 
_____________

Indirijal Lutofa 

Malang, 30 agustus 2016

0 komentar

Posting Komentar