Blogroll

Selasa, 26 Juli 2016

Santri Sowan Para Kyai


Dua lelaku yang biasa dilakukan seorang santri ialah ziyaroh makam para kyai dan sowan ke kediaman para kyai. Bagi sebagian santri, kedua hal tersebut mempunyai pengaruh penting dalam ter-futuh-nya hati.

Seorang ustadz pernah bercerita tentang seorang kyai di Cilacap. Ketika ayahnya yang menjadi seorang pengasuh pesantren itu wafat, si anak maka harus meneruskan pesantrennya. Tapi saat itu ia masih bodoh atau masih belum mampu untuk mengasuh pesantren. Karena itu, atas saran ibunya, ia berkeliling sowan-sowan ke kiai-kiai di Jawa untuk meminta doa dan ngalap berkah. Setelah itu, Ma Sya Allah, ia menjadi ‘alim bi barokati ziyarotil ‘ulama dan selanjutnya mampu meneruskan pesantren, mengembangkan, dan bahkan memajukannya.

Seorang teman yang merupakan santri PP. Al-Ihya Ulumaddin Kesugihan Cilacap telah boyong dari pondok untuk menetap kembali di rumahnya. Saat kyai yang dekat dengannya, KH. Mu’allim Karangpule Kebumen yang merupakan juga jebolan dari PP. Al-Ihya mengetahui si santri tersebut boyong, beliau bertanya,” sudah sowan 40 kyai apa belum?”. Artinya KH. Mu’allim yang juga merupakan santri khos Alm. KH. Ach. Mustholih Badwai itu menyarankan sebaiknya sowan 40 kyai ketika boyong untuk dimintai doa dan dialap barokahnya.

Kisah lain dituturkan oleh teman PP. Al-Ihya yang sekarang sedang mondok di Lirboyo. Ketika ia sowan ke KH. Abdul Khannan Ma’shum Kwagean Pare Kediri, ia matur ke kyai,” minta barokah doanya kyai dan mohon kyai berkenan untuk mengakui saya sebagai santri dunia-akhirat”.

Diakui oleh banyak kiai sebagai santrinya juga sangatlah penting. Rugi sangatlah rugi bagi santri pesantren yang tidak diakui kesantriannya oleh kyai pesantrennya. Keuntungan berupa seribu keuntungan bagi seorang santri pesantren yang tidak hanya diakui kesantriannya oleh kyai pesantrennya saja, namun juga diakui kesantriannya oleh banyak kyai yang walaupun bukan kyai pesantrennya.


Hatetepe wewewe mlebu surgo nggandol sarung-sorbane kyai dott komm. 
_____________________________

Oleh: Indirijal Lutofa, santri sing mugo-mugo kesantriannya diakuinya oleh banyak kyai

0 komentar

Posting Komentar