Kiai Mu'allim berbaju merah dan Kiai Anshor berkacamata dan berbaju batik coklat saat rapat dan pengarahan santri dan alumni
Asy-Syaikh
Al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad berkata;
الولي يكون اعتناؤه
بقرابته واللائذين به بعد موته أكثر من اعتنائه بهم في حياته، لأنه في حياته
مشغولا بالتكليف وبعد موته طرح عنه الأعباء وتجرد.
Artinya; wali itu, pertolongannya dengan orang-orang
terdekatnya setelah wafatnya, lebih kuat dari pada pertolongannya waktu
hidupnya, karena waktu hidupnya keadaannya sibuk degan taklif syariat agama,
sedangkan setelah wafat, maka hilanglah taklif dari dirinya itu.
Iya, memang seorang wali, ulama, orang
sholeh, atau mereka yang wafat di jalan Allah, walaupun mereka sudah wafat.
Namun sesungguhnya itu hanya jasadnya saja yang pindah alam. Mereka masih
hidup. Mereka masih bisa melihat kita yang di dunia ini, bisa mendatangi, dan
bahkan masih bisa berinterkasi dengan kita-kita yang masih hidup ini.
Tentu
ini tidak lepas dari firman Allah Subahanahu wa Ta’ala;
وَلا
تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَكِنْ
لا تَشْعُرُونَ
Artinya: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap
orang-orang yang terbunuh di jalan Allah, (bahwa mereka) mati. Sebenarnya
(mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.
Ada
kisah menarik yang disampaikan oleh Kiai Anshori Jagasima Klirong Kebumen, kiai
yang menjadi tuan rumah acara Shilaturrahim IKSA Kebumen tahun ini (13-14 juli 2016). Beliau
alumni Al-Ihya Ulumaddin Kesugihan Cilacap. Beliau nyantri di Al-Ihya saat
pondok masih diasuh oleh pendiri, KH. Achmad Badawi Hanafi.
Setelah
acara pengajian yang diisi oleh salah seoarang dewan pengasuh PP. Al-Ihya, KH.
Charir Mucharrir selesai, seluruh santri dan alumni yang di acara tersebut
dikumpulkan di Musholla oleh KH. Muallim Karangpule (Ketua Failayya Kebumen).
Dikumpulkan tentu untuk sebuah rapat dan pengarahan khusus santri dan alumni.
Setelah rapat dan pengarahan oleh Failayya, selanjutkan Kiai Anshori sebagai
sesepuh sekaligus tuan rumah dimohon untuk memberikan sambutannya.
Nah
dalam sambutannnya tersebut beliau menceritakan tentang penagalamannya saat
mengikuti salah satu rangkaian acara shilaturrahim IKSA, yakni ziyarah makam
masyayikh Jagasima Klirong. Perlu diketahui bahwa Romo Chas itu bai’at thoriqohnya
itu ya di Jagasima ini.
Ceritanya
ketika ziyarah makam tersebut beliau dingendikani oleh salah satu ashabul maqam
masyayikh Jagasima tersebut. Memang ada beberapa orang yang mempunyai kemampuan untuk
berinteraksi dengan ashabul maqam ketika berziyarah, seperti Kiai Anshori
tersebut. Beliau dingendikani,” baru saja Mbah Badawi Kesugihan rawuh di rumah
sampean”.
Berarti dalam kisah IKSA Kebumen ini ada dua orang yang sudah wafat namun masih berinteraksi dengan manusia. Pertama; yaitu salah satu ashabul maqam masyayikh Jagasima yang berkata kepada Kiai Anshori saat ziyarah bersama para jama'ah ziyarah IKSA Kebumen. Kedua; yakni Mbah Badawi Hanafi yang hadir di lokasi silaturrahim IKSA Kebumen, tepatnya di rumah Kiai Anshori, sebagaimana yang diinfokan oleh salah satu masyayikh Jagasima kepada Kiai Anshori.
Dari
pengelamannya tersebut, Kiai Anshori berpesan kepada santri dan alumni untuk
senantiasa menjaga nama baik almamater Al-Ihya, berkhidmat untuk alamamater,
jangan lupa untuk kirim-kirim fatihah kepada para masyayikh Al-Ihya. Walalupun
beliau-beliau secara dhohir sudah tidak ada, tapi hakikatnya beliau-beliau
masih terus mengawasi kita semua. Seperti halnya Mbah Badawi yang sudah wafat,
tapi masih terus mengawasi kita-kita para santri. Begitu kira-kira pesan Kiai
Anshori.
Wallahu a'lam bish showab.
Ila
hadarati syaikh achmad Badawi Chanafi wa jami’i dzurriyyatihi wa masyayikhihi
wa jami’i masyayikhina, lahumul fatikhah.
_________________________
Oleh: Indirijal Lutofa
Sebagian foto acara
KH. Charir Mucharir saat tiba di lokasi
Suasana penuh keakraban di tempat transit alumni
Mushofakhah santri dan alumni setelah rapat dan pengarahan
0 komentar
Posting Komentar