Tahun 2011, PP. Al-Ihya Ulumaddin Kesugihan Cilacap dikejutkan dengan masuknya uang sebesar 200 juta ke rekening pondok yang dipegang oleh bendahara pondok. Penransfer tidak diketahui siapa. Demi kehati-hatian, pihak pondok tidak segera menggunakan uang tersebut. Diselidiki dan ditelusuri melalui Bank Kantor Cabang Kesugihan, tidak terdekeksi lewat bank mana transaksi transfer dilakukan dan terdeteksi penransfer hanya menggunakan identitas “Hamba Allah” dalam transaksi transfer tersebut. Siapa sesungguhnya sosok hamba Allah tersebut? Semoga Allah senantiasa memudahkan segala urusannya dunia-akhiratnya. Amin.
Sretttttttttttttttt.
Ada waktu dimana saya sebagai seorang perantau duitnya mepet dan kehabisan duit. Itu sangat sering. Hehe. Dompet sudah seperti kopyah nasinal. Di hari seperti, menemukan duit di saku celana yang lama tidak dipakai tiga ribu saja bagaikan menemukan segelas air di tengah-tengah gurun pasir yang gersang itu. Hehe. Tidur di waktu seperti itu sangat mudah bangun hanya karena ada suara kresek dibawa teman masuk kamar. Dikira isinya makanan, ternyata isinya malah apa. Tidur di lantai tiga saja bisa bangun dan lari ke lantai satu karena ada teman yang berteriak,”mangan! Mangan!!” yang ternyata ia sedang ngerjain.
Tettttttttttttttttttt.
Suatu hari, selesai kuliah , ciee kuliah, saya sholat dhuhur di Masjid Utsman bin Affan, belakang kampus UIN Malang. Setelah sholat, saya tidak langsung pulang ke pondok. Rerebahan dulu di masjid sambil berfikir tentang makan,” gimana ini nanti aku makannya? Duit tinggal 15 ribu. Bensin sepeda motor habis. Kalau dibelikan bensin 10 ribu tinggal 5 ribu. Belum makan, juga pulsa habis. Di Malang, 5 ribu dapat makan apa? Belum rokok plus kopinya. Di ATM, duit Cuma 90 ribu, nggak bisa diambil”.
Akhirnya saya saya belikan bensin 10 ribu dengan uang tadi. Setelah beli bensin, saya sempatkan ngecek ke ATM yang isinya 90 ribu itu. Kalau 90 ribu itu nggak bisa diambil, tapi kalau 100 ribu bisa diambil 50 ribu. Betapa bahagianya saya ketika ngecek ATM saat itu. Ternyata saldonya bertambah 20 ribu menjadi julmlahnya 110 ribu. Jadi saya bisa ngambil 50 ribu. Dua-tiga hari kemudian, saya kembali ngecek ATM. Bukannya ada uang masuk. Eh, malah 20 ribu yang masuk kemarin sudah hilang. Bagaimanapun itu, 20 ribu yang kemarin sangat membantu saya. Entah siapa yang nransfer 20 ribu itu. Nggak tahu. Semoga Allah senantiasa memudahkan segala urusannya dunia-akhiratnya. Amin.
Nyata. Selanjutnya agaka sedikit fiksi. Pada akhirnya, saya menceritakan pengalaman saya tentang 20 ribu itu ke seorang teman. Teman saya mengomentari kisah saya,” sangar koe”.
Aku jadi tanya,” joss ora?”
“josss!!”
“Kencot ora?”
“Kencot bingit!!”
“Ya nganah madang!!!”
“Duite?”
“Kiye ana. Aku jos juga ganteng ora?”
“Ganteng poll!!”
“Koe cinta?”
“Cinta setia sampe mati!!”
“Gelem mbojo karo aku?”
“Gelem banget!!”
“Wuuuuu. Homooooooo!!!”
Kami ketawa bersama,” haha”.
Akhirnya aku ngajak,” madang!! madang!!”
__________________________
Oleh: Indirijal Lutofa (pernah diposkan di fesbuk pada 26 maret 2016
__________________________
Oleh: Indirijal Lutofa (pernah diposkan di fesbuk pada 26 maret 2016
0 komentar
Posting Komentar