Berdakwah membimbing umat itu harus lahir dan batin. Tidak cukup berdakwah dengan hanya bil lisan ataupun bil khal saja. Perlu ada upaya batin dalam dakwah ini, seperti mendoakan umat yang didakwahi.
Begitu juga dengan Abah Kiai Masduqi Mahfudz (Allahu Yarham), ketika beliau dakwah di Mergosono Malang beliau tidak hanya berdakwah secara lahir saja. Beliau dakwah dengan lahir dan batin. Beliau tidak hanya memberikan mau’idhoh bil lisan saja. Tidak pula dengan hanya memberikan contoh-contoh yang baik saja. Tapi beliau juga rajin dan tekun mendoakan warga Mergosono saat itu.
Salah satu bentuk usaha batin beliau ialah ketika tengah malam sudah tiba, maka beliau mempunyai kebiasaan bersama adik beliau, Mbah Zahid, keliling ke rumah-rumah warga.
Yakni beliau menuju sumur-sumur yang biasanya airnya digunakan mandi dan dimasak untuk diminum. Di depan sumur-sumur warga tersebut, beliau nyuwuk air yang ada atau berdoa kepada Allh untuk kebaikan dan kesalehan orang yang akan menggunakan air tersebut.
Karena memang begitu rusaknya moral warga Mergosono saat itu, tentang kebiasaan nyuwuk tersebut, beliau berkata kepada adiknya yang sering menemani tersebut,” kalau memang dengan suwukan ini, tidak kena orang tuanya, ya mudah-mudahan nanti kena anaknya”.
Artinya walaupun dengan suwukannya tidak berhasil untuk mensalehkan orang-orang tua Mergosono saat itu, beliau berharap bisa berhasil mensalehkan anak-anak Mergosono.
Mudah-mudahan kita semua bisa meneladani perjuangan beliau. Amin.
Hadiyyatan ila rukhi syakhina achmad masduqi mahfudz wa zaujatihi,al-fatikhah.
_____________________________
Pernah dimuat terlebih dahulu di Nurul Huda Online pada 22 juni 2016
Oleh: Indirijal Lutofa
0 komentar
Posting Komentar