Bismillah. Sebagaimana diceritakan oleh Gus Is,
bahwa Abah Masduqie dalam berdakwah tidak hanya di kalangan pesantren,
majlis-majlis ta'lim yang sudah baik, kampus, ataupun yang lain. Namun beliau
juga berdakwah di tempat-tempat maksiat dan mau mendatanginya. Seperti halnya
beliau pernah berdakwah di salah satu lokalisasi tempat perzinaan di Malang,
yaitu di lokalisasi Kebalen.
Dari itu, sehingga beliaupun
mendapatkan simpati dari para preman dan pencopet di Malang. Suatu saat beliau
pernah di undang untuk mengisi pengajian oleh kepala preman di rumahnya
sebagaimana kisah yang diceritakan oleh NU online berikut ini.
Suatu hari KH Masduqi
Mahfudz (alm. Rais Syuriyah PBNU) diundang oleh kepala preman dan pencopet di
Malang agar memberi pengajian di rumahnya.
Seusai pengajian, KH.
Masduqi Mahfudz bertanya kepada kepala preman itu, "sampeyan itu kan
preman dan pencopet, kok ngundang saya untuk memberi pengajian?” Sang preman
menjelaskan, “begini kiai, walaupun saya ini preman dan pencopet, saya tetap
ingin beribadah. Ngaji itu ibadah kiai, lha nyopet itu kerja. Ngaji ya ngaji
kyai, kerja ya kerja. Jangan dicampur-campur!”
Kiai Masduqi Mahfudz
tertawa dengan keras ketika menceritakan peristiwa tersebut. Katanya, sang
kepala preman dan pencopet itu telah menerapkan faham sekularisme meskipun
tingkat lokal.
____________________________
Oleh: Indirijal Lutofa melalui akun facebook-nya pada15 juli 2015
0 komentar
Posting Komentar