Nulis artikel dapet 3-4 paragraf, lalu nggak jadi. Nulis buku
dapet beberapa halaman, lalu ggak jadi. Nerjemahin kitab, baru dapet beberapa
saja, nggak jadi lagi dan gagal. Lomba LKTI, konsultasi dosen, sampai ke dekan
dan kajur, lalu nggak jadi dan gagal. Gagal dan gagal terus. Gagal. Gagal.
Tahun 2010 sampai 2015, cuma dua kali sukses. Itupun cuma dalam
lingkup pesantren. Dua artikel yang berjudul "Biografi Singkat Nabi
Muhammad SAW dan Implementasi Hijrah dalam Kehidupan Modern". Dua artikel
panjang yang ditulis dengan sistem kebut semalam (SKS). Ditulis dengan ambisi
supaya bisa diterkenal dan mendapat hadiah duit. Dua-duanya suksess, nggondol
juara satu semua.
Lalu yang gagal. Banyak sekaliii. Mulai dari yang baru dapet
judul, baru setengah, atau sudah rampung. Mulai dari artikel "Kursi
Jabatan Dalam Kacamata Islam", penulisan rampung, namun gagal dalam hal
publikasi tulisan. Lalu buku kompilasi artikel Prie GS. Sebuah buku yang
disusun bersama satu orang teman. Selesai disusun. Sudah buat surat permohonom
kepada penerbit LKiS. Siap diprint. Eh, eh, malah file kema virus. File hilang
dan gagal mengirimkan naskah ke penerbit.
Lalu ada lagi buku "Satu-satunya Astronot Yang Sampai
Sidrotul Muntaha", sebuah judul yang terinspirasi dari mau'idzoh khasanah
seorang kyai dan akan membahas tentang keajaiban isro' mi'roj Nabi. Udah dapet
beberapa referensi dan nulis juga dapet beberapa halaman. Namun berhenti, dan
gagal lagi. Gagal maning son.
Dan masih ada buku mengulas tentang berbicaranya ilmu nahwu
dalam hal keilmuan di luar ilmu nahwu. Seperti cara sex menurut ilmu nahwu,
cara berteman, bercinta menurut ilmu nahwu, cara istikhoroh menurut ilmu nahwu,
sujud sahwi menurut ilmu nahwu, dll. Buku yang lumayan kreatif aslinya, karena
menggali dan berfikir sendiri, serta mengaitkan ilmu nahwu dengan ilmu lainnya
tanpa ada kontradiksi di antara keduanya. Kreatif dan inovatif banget lah.
Dapet sekitar belasan materi, berhenti dan gagal maning.
Lalu ada LKTI, berusaha ikut serta. Sempat Berproses untuk
menulis dengan judul "Tradisi Ciuman Sebelum Nikah di Tegal Dalam Kacamata
Sosiologi-Antropologi Hukum Islam", Revitalisasi Peran MUI Dalam
Menghadapi MEA" dan yang satu "Kreativitas Produk Perbankan Syari'ah".
Yang pertama sudah sampai konsultasi sama satu dosen dan pak dekan FS. Yang
kedua sampai konsultasi sama pak kajur PBS. Dan yang terakhir sudah
mengahadirkan sarjana bahasa inggris untuk kepentingan bahasa. Semuanya
guagalllll.
Dan lain sebagainya. Wekaweka. Kawekawe.
Mau ngomong apapun atau nulis apapun, asalkan rajin membaca
sebelum ngomong dan menulis pasti hasilnya mudah, lancar, top-markotop, dan
jos-gandos. Tanpa membaca pasti nggak tahu apa-apa. Kalo nggak tahu apa-apa,
apa yang mau omongkan? apa yang mau dituliskan?
Jangan sampai apa yang diomongkan atau dituliskan melebihi apa
yang diketahui.
Mendengarkan dan atau membaca. Lalu bicarakan dengan orang lain
dan tuliskan. Kemudian publikasikan.
__________________________
Oleh: Indirijal Lutofa melalui akun facebooknya pada 7 Mei 2015
0 komentar
Posting Komentar