Blogroll

Jumat, 15 April 2016

Seminar Islam Nusantara Bersama KH. Miftahul Akhyar (Wakil Rais Amm PBNU)

Dalam seminar kemarin Islam Nusantara kemarin (13/02-2016) di Universitas Negeri Malang, KH. M. Najih Maimoen terlebih dahulu menyampaikan pedapatnya. Baru setelah itu KH. Miftahul Akhyar (Wakil Rais Amm PBNU) menyampaikan pendapatnya. KH. Mifatkhul Akhyar (Kyai Miftah) menyusun makalah berbahasa arab berjudul “ Nadhriyyatu Islam Nusantara ‘Inda Nahdlatil ‘Ulama”.
Pada awal paparannya, beliau membenarkan pendapat Gus Najih tentang adanya beberapa tokoh NU yang pendapat-pendapat sering nyleneh atau berbeda dengan mayoritas warga NU.
Salanjutnya, Kyai Miftah menceritakan perihal KH. Ma’ruf Amin (Rais Amm PBNU) yang sempat menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Islam Nusantara adalah ya Islam Ahlusuunannah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah. Kyai Miftah menjelaskan dengan menukil pernyataan Hadhrotus Syekh KH. M. Hasyim Asy’ari bahwa senjak dulu Umat Islam di jawa (Nusantara yang dimaksud) itu satu dalam bermadzhab dan berpedapat, mempunyai sumber referensi kegamaan yang yang sama. Mereka ber-fiqh dengan Mazdhab Syafi’i, berakidah dengan Madzhab Asy’ari, dan ber-tashowwuf dengan Mazdhab Imam Ghozali dan Imam Asy-Syadzili. Itulah Islam yang berkembang di Nusantara sejak dulu. Itulah Islam Nusantara. Ya, itu adalah Islam Ahlusuunannah Wal Jama’ah An-Nahdliyyah.
Islam mempunyai banyak mumayyizat dan khosois dan mempunyai metode dakwah. Islam Nusantara hanya salah satu dari sekian banyak mumayyizat dan khosois Islam itu sendiri. Islam Nusantara hanya salah satu metode dakwah dari sekian banyak metode dakwah Islam itu sendiri. Islam Nusantara sebagai kaidah keIslaman itu hanyalah bagaikan cahaya kecil dari sinar cahaya matahari yang menerangi bumi, bagaikan satu tetes dari banyaknya air lautan dan Islam Nusantara adalah metode termudah.
Islam Nusantara hanyalah salah satu manhaj al-islah (metode perdamaian). Hadhrotus Syekh KH. M. Hasyim Asy’ari menetapkan dalam qanun asasi NU bahwa NU adalah jam’iyyatu ‘adlin, wa amanin, ma ishlahin, wa ikhsanin. 
Dalam konsep dakwah Islam Nusantara hari ini juga ada bentuk syukur dan terima kasih terhadap Walisongo (dan pendakwah yang lain) yang telah berdakwah, sukses dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

Beberapa kesimpulan Kyai Mifatah terkait Islam Nusantara:
1. Beragama adalah hal yang fitri. Risalah muhammadiyyah adalah bentuk rahmat dari Allah SWT yang mempunyai berbagai karakteristik.
2. Ketika belum mampu untuk memberlakukan dan mempraktekan hukum syariat secara sempurna karena ada sebab, maka boleh sebagian saja dulu. 
3. Mengamalkan hukum-hukum secara tadarruj (bertahap) supaya bisa sampai pada memberlakukan dan mempraktekan secara sempurna.
4. Islam Nusantara adalah satu metode dan strategi berdakwah
5. Islam Nusantara adalah pesamaan sumber pengambilan dan referensi keIslamlaman di antara para ulama Nusantara
6. Islam Nusantara adalah bentuk mengenah para pendakwah pendahulu dan bentuk pengakuan kesuksesan atas dakwah Walisongo.
7. Islam Nusantara adalah realitas Islam dan Umat Islam sekarang ini.

Demikian yang kami rangkum dari pemaparan Kyai Miftah dalam seminar Islam Nusantara kemarin. Sekedar rangkuman pemahaman kami. Wallhu a’lam bish-showab.


Oleh: Indirijal Lutofa melalui akun facebook-nya pada 14 Februari

0 komentar

Posting Komentar