Blogroll

Jumat, 15 April 2016

Sebuah Kisah Teruntuk Pasangan Suami-Istri: Tentang Rizqi-Nya


Hal pertama yang ditanyakan KH. Achmad Masduqie Mahfudz ke Ny. Hj. Chasinah setelah menikah adalah: "Kalau ternyata di kemudian hari Allah tidak membariku rizqi yang cukup untuk menghidupi keluarga dan kita hidup serba kekurangan, apa kamu tetap sanggup menjadi istriku?". Dengan penuh keyakinan Sang Istri mengangguk sambil tersenyum. Hal inilah yang membuat Abah gigih berjuang dalam mencari nafkah tanpa kekhawatiran apapun, karena tidak mengejar jumlah tetapi lebih penting ridla Allah.
Senada dengan kisah di atas, Syekh mulia Dr.Muhammad Said Romdhon Al-Buthy ketika mengajak sang istri untuk hijrah dari Turki ke Syiria karena krisis moral dan krisis agama saat itu, beliau berkata kepada istri, "wahai istiku kehidupan kita nanti, setelah kita berpergian akan lebih susah dari yang kamu bayangkan. Wajib bagimu untuk membanyangkan bahwa kita akan berada dalam keadaan yang tidak memiliki dan miskin. Seluruh kenikmatan yang kita nikmati di tempat ini akan menjadi hilang. Oleh karena itu aku merasa tidak cukup dengan ucapan mu MAU, akan tetapi aku ingin ridhomu dan kesabaranmu dan tidak ada penyeselan atas pilihanmu".
Sang istri mendengar pernyataan tersebut dan menjawab dengan jawaban yang mengejutkan;
ان الله يرزق الفاسق و الكافر، أفلا يرزقك انت ؟
Wahai suamiku Allah memberikan rizki kepada seorang yang fasik dan kafir,apakah iya dia tidak meberikan rizki kepadamu ?

Oleh: Indirijal Lutofa melalui akun facebook-nya pada 23 Maret 2016

0 komentar

Posting Komentar