Akhir tahun 2011, PCNU Kabupaten Cilacap mengadakan acara pendidikan khsusus tentang Aswaja dan ke-NU-an. Sebuah acara yang diperuntukan untuk para ustadz/ah dan kyai se-Cilacap. Dengan materi penguatan dalil-dalil amaliah NU yang sering dianggap takhayul, bid'ah, khurofat, dan syirik oleh kaum Wahhabi. Acara bertempat di PP. Al-Ihya Ulumaddin Kesugihan-Cilacap, pondok dimana saya belajar saat itu.
Segenap santri ditugaskan ditugaskan untuk melayani para peserta. Alhamdulillah saya juga bisa mengikuti acara tersebut, walaupun tidak full. Adapun pematerinya adalah KH. Marzuqi Mustamar, yang saat itu menjabat sebagai Ketum Tanfizdiyah PCNU Kota Malang. Begitu runtut dan jelas materi yang beliau sampaikan. Kitab karya beliau "Al-Muqtathofat Li Ahlil Bidayat" menjadi panduan dalam tersebut. Dua hari, khatam kitab tersebut.
Tawassul dan tabarruk termasuk materi pokok dalam acara tersebut. Saat KH. Marzuqi Mustamar menjelaskan tentang tabarruk (ngalap berkah) beliau mencontohkan kisahnya sendiri tentang tabarruk, beliau pernah ditawari sarung oleh gurunya, KH. Ach, Masduqi Mahfuzd," Marzuqi, ini ada sarung dua, yang satu baru dan yang satu bekasku, pilih yang mana? Lalu Kyai Marzuqi menjawab," pilih dua-duanya kyai, yang bekas saya ngalap berkahnya dan yang baru tak pakai buat lebaran". Itu yang dicontohkan sebagai bentuk tabarruk kepada Kyai Masduqi selaku gurunya yang alim dan sholih.
Ada kisah lain yang KH. Marzuqi Mustamar contohkan sebagai tabarruk pada saat acara itu. Al-kisah, namun saya lupa terkait nama-nama yang ada dalam kisah ini, dimana kisah ini terjadi, dan kapan waktunya, saya lupa semua. Walau lupa atas semua, tapi saya pastikan bahwa KH. sempat mengkisahkan kisah tersebut.
Gambaran kisahnya ialah, jadi al-kisah, sebut saja Kyai Zaid mempunyai santri yang bernama Amr. Amr dulu pernah mesantren di pondok Kyai Zaid. Amr sudah boyong, beristri dan punya beberapa anak, ia bertemapat tinggal di daerahnya sendiri.
Nah, suatu ketika Kyai Zaid itu berpergian ke daerah dimana Amr tinggal untuk memberikan mau'idzoh khasanah. Selesai acara mau'izdoh, Kyai ingin berkunjung ke rumah Amr sebagai salah satu almuni pondoknya. Kunjungannya tak sekedar shilaturrahmi, namun juga untuk mandi dan sebagainya di rumah Amr.
Mandilah Kyai Zaid di rumah Amr. Selesai mandi, makan sebentar. Setelah itu Kyai Zaid pun pulang. Lalu Amr menemukan celana dalam Kyai Zaid yang tertinggal di kamar mandi yang oleh Kyai Zaid tadi digunakan untuk mandi. Melihat celana dalam yang tertinggal tersebut, Amr langsung mengambil ember dengan diisi dengan air dan direndamalah celana dalam Kyai ke dalam ember. Lalu seluruh anak-anaknya dipanggil untuk meminum air hasil rendaman celana dalam tadi yang dianggapnya oleh Amr mengandung berkah Sang Kyai selaku gurunya.
Berkah,berkah.
Oleh: Indirijal Lutofa melalui akun facebook-nya pada November 2016
0 komentar
Posting Komentar