Habib Sholeh adalah
seorang ulama dari kalangan habaib yang bermarga Alaydrus. Nama lengkap beliau
Habib Sholeh bin Ahmad bin Salim Alaydrus. Beliau lahir di Kota Malang dan
sekarang juga mukim di Malang. Beliau tercatat sebagai murid Al-Habib Al-Qutb
Profesor. Dr. Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih, seorang ahli hadits dari kota
Malang yang kemudian juga menjadi mertua Habib Sholeh Alaydrus. Selain itu
juga, Habib Sholeh Alaydrus tercatat sebagai murid dari Sayyid Muhammad bin
Alawy Al-Maliki Mekkah.
Selain sebagai
pengajar di PP. Darul Hadits Al-Faqihiyyah Malang dan pengasuh majlis taklim
yang digelar di rumah, Habib Sholeh Alaydrus juga sosok ulama yang produktif
menulis kitab. Sampai sekarang jumlah kitab karya beliau sudah mencapai 42
kitab. Dari kitab-kitab beliau yang banyak itu ada satu buah karya yang paling
monumental, yakni Kitab Asy-Syafiyyah Fi Bayani Isthilahati al-Fuqaha
asy-Syafi’iyyah, buah kitab yang menjelaskan istilah-istilah yang ada di fiqh
madzhab syafi’i. Kitab tersebut dikatakan monumental karena mendapat pengakuan
dari timur tengah, khususnya Hadromaut Yaman. Kitab tersebut dijadikan pegangan
para mufti.
Sebagaimana dalam
mukadimah kitab, bahwa guru Habib Sholeh Alaydrus, Sayyid Muhammad bin Alawy
Al-Maliki memberikan isyarat kepada Habib Sholeh Alaydrus untuk menghimpun
istilah-istilah yang ada di fiqh syafi’i, maka ditulislah kitab Asy-Syafiyyah
ini. Kitab tersebut terdiri dari 2 juz yang memuat 15 bab dengan jumlah halaman
mencapai 400 halaman.
Kitab tersebut dapat
dikatakan kamus fiqh syafi’i. karena memang memuat dan menghimpun
istilah-istilah yang ada di fiqh syafi’i. Pada bab ke-1, Habib Sholeh Alaydrus
menjelaskan tentang nama-nama julukan yang sering dilekatkan pada ulama-ulama
syafi’iyyah. Semisal siapa yang dimaksud dengan sebutan Qhadhil Qudhot? Siapa
itu Sulthanul Ulama? Juga siapa yang dimaksud dengan ulama Salaf dan Kholaf?
Siapa juga yang dimaksud dengan ulama Mutaqaddimun dan Muta’akhkhirun? Semuanya
ada di bab pertama.
Lalu pada bab ke-2,
beliau menjelaskan maksud dari istilah-istilah yang sering diungkapkan oleh
ulama syafi’iyyah. Semisal bagaimana dengan maksdud “qila”? apa itu qaul
al-akhwath? Apa pula itu qaul rajah? Apa itu qaul shahih? Apa pula qaul
al-ashohh? Jawabnnya dietmukan dalam bab kedua kitab Asy-Syafiyyah ini.
Selanjutnya pada bab
ke-3, beliau menjelaskan tentang maksud dari sebutan singkat nama-nama kitab
fiqh syafi’i yang sering muncul di fiqh syafi’i. Sedangkan pada bab ke-4,
beliau menjelaskan rumus-rumus singkatan dari nama-nama ulama syafi’iyyah.
Bagaimana hirarki
dalam mengambil pendapat-pendapat ulama syafi’iyyah? Jawabannya termuat dalam
bab ke-5 kitab Asy-Syafiyyah karya Habib Sholeh Alaydrus ini. Sebagaimana
diketahui bahwa qaul An-Nawawi tentang satu masalah fiqh yang sama itu sering
berbeda antara qaul yang dimuat dibeberapa kitabnya, di kiatb At-Tahqiqi
dikatakan begini, di kitab Al-Majmu’ malah begitu, bagaimana ini? Maka pada bab
ke-7, Habib Sholeh Alaydrus mengurutkan hirarki kitab-kitab An-Nawawi untuk
dijadikan pegangan ketika terjadi kasus perbedaan qaul seperti tadi.
Tentang beri’timad
pada kitab-kitab An-Nawawi, adapun hirarkinya diruntutkan sebagai berikut; 1.
At-tahqiQ, Syarh at-Tanbih, 2. Al-majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, 3. At-tanqih,
Syarh al-Wasith, 4. Raudlah at-Thalibin, 5. Minhaj ath-Thalibin, 6. Fatawaahu,
7. Syarh Muslim, 8. Tashkhih at-Tanbih, 9. Nuktah at-Tanbih. Begitu pula dengan
qaul Ibnu Hajar, diurutkan pula dalam bab selanjutnya tentang hirarki
kitab-kitabnya untuk dijadikan pegangan dalam mengambil keputusan.
Pada bab ke-9, Habib
Sholeh Alaydrus menyebutkan tujuh Abadilah (ulama-ulama yang bernama Abdullah)
yang berasal dari Hadromaut Yaman dan masyhur pula di sana. Lalu pada bab
ke-12, Habib Sholeh Alaydrus menyebutkan riwayat singkat tentang ulama
syafi’iyyah yang sering muncul di kitab-kitab fiqh ulama Hadromaut Yaman.
Mungkin keberadaan dua bab inilah yang menjadikan kitab Asy-Syafiyyah karya
Habib Sholeh Alaydrus tersebut diakui dan dijadikan pegangan di Hadromaut
Yaman.
Bab ke-11 kitab
Asy-Syafiyyah berisi sekitar 130 halaman dan bab ke-13 berisi sekitar 150
halaman. Dalam dua bab tersebut, Habib Sholeh Alaydrus menghimpun nama-nama dan
data-data fiqh syafi’i. Tentu ratusan kitab fiqh syafi’i terhmipun dan terdata
dalam dua bab tersebut. Kitab ini juga sama dengan Kitab “al-Khazâin
al-Saniyyah min Masyâhir al-Kutub al-Fiqhiyyah li Aimmatinâ al-Fuqahâ
al-Syâfi’iyyah” yang merupakan karya seorang ulama Nusantara asal Mandailing,
yang sebagaimana telah diberi catatan oleh Ustadz Ginanjar Sya'aban beberapa
waktu yang lalu itu. Sehingga memang kitab Asy-Syafiyyah ini sama pentingnya
dimiliki oleh setiap penggiat atau pengkaji fiqh madzhab syafi’i.
Sejak pertama kali
dicetak pada 20 tahun yang lalu, 1417 H, Kitab Asy-Syafiyyah karya Habib Sholeh
Alaydrus tersebut sampai sekarang ini sudah dicetak ulang sebanyak 10 kali.
Tentu juga kitab ini menambah khazanah karya ulama nusantara sekarang ini.
Nafa’anallahu bihi wa bi muallifihi fi ad-Daraini, amin Ya Rabbal ‘Alamin.
___________________________
Oleh: Indirijal Lutofa
(Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Nurul Huda Mergosono Malang dan
mahasiswa Fak. Syari’ah UIN Malang)
0 komentar
Posting Komentar