Blogroll

Jumat, 06 Mei 2016

Kitab Asy-Syafiyyah, Karya Habib Sholeh Alaydrus Malang yang Menjadi Pegangan di Hadramaut-Yaman


Habib Sholeh adalah seorang ulama dari kalangan habaib yang bermarga Alaydrus. Nama lengkap beliau Habib Sholeh bin Ahmad bin Salim Alaydrus. Beliau lahir di Kota Malang dan sekarang juga mukim di Malang. Beliau tercatat sebagai murid Al-Habib Al-Qutb Profesor. Dr. Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih, seorang ahli hadits dari kota Malang yang kemudian juga menjadi mertua Habib Sholeh Alaydrus. Selain itu juga, Habib Sholeh Alaydrus tercatat sebagai murid dari Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki Mekkah.

Selain sebagai pengajar di PP. Darul Hadits Al-Faqihiyyah Malang dan pengasuh majlis taklim yang digelar di rumah, Habib Sholeh Alaydrus juga sosok ulama yang produktif menulis kitab. Sampai sekarang jumlah kitab karya beliau sudah mencapai 42 kitab. Dari kitab-kitab beliau yang banyak itu ada satu buah karya yang paling monumental, yakni Kitab Asy-Syafiyyah Fi Bayani Isthilahati al-Fuqaha asy-Syafi’iyyah, buah kitab yang menjelaskan istilah-istilah yang ada di fiqh madzhab syafi’i. Kitab tersebut dikatakan monumental karena mendapat pengakuan dari timur tengah, khususnya Hadromaut Yaman. Kitab tersebut dijadikan pegangan para mufti.



Sebagaimana dalam mukadimah kitab, bahwa guru Habib Sholeh Alaydrus, Sayyid Muhammad bin Alawy Al-Maliki memberikan isyarat kepada Habib Sholeh Alaydrus untuk menghimpun istilah-istilah yang ada di fiqh syafi’i, maka ditulislah kitab Asy-Syafiyyah ini. Kitab tersebut terdiri dari 2 juz yang memuat 15 bab dengan jumlah halaman mencapai 400 halaman.

Kitab tersebut dapat dikatakan kamus fiqh syafi’i. karena memang memuat dan menghimpun istilah-istilah yang ada di fiqh syafi’i. Pada bab ke-1, Habib Sholeh Alaydrus menjelaskan tentang nama-nama julukan yang sering dilekatkan pada ulama-ulama syafi’iyyah. Semisal siapa yang dimaksud dengan sebutan Qhadhil Qudhot? Siapa itu Sulthanul Ulama? Juga siapa yang dimaksud dengan ulama Salaf dan Kholaf? Siapa juga yang dimaksud dengan ulama Mutaqaddimun dan Muta’akhkhirun? Semuanya ada di bab pertama.

Lalu pada bab ke-2, beliau menjelaskan maksud dari istilah-istilah yang sering diungkapkan oleh ulama syafi’iyyah. Semisal bagaimana dengan maksdud “qila”? apa itu qaul al-akhwath? Apa pula itu qaul rajah? Apa itu qaul shahih? Apa pula qaul al-ashohh? Jawabnnya dietmukan dalam bab kedua kitab Asy-Syafiyyah ini.

Selanjutnya pada bab ke-3, beliau menjelaskan tentang maksud dari sebutan singkat nama-nama kitab fiqh syafi’i yang sering muncul di fiqh syafi’i. Sedangkan pada bab ke-4, beliau menjelaskan rumus-rumus singkatan dari nama-nama ulama syafi’iyyah.

Bagaimana hirarki dalam mengambil pendapat-pendapat ulama syafi’iyyah? Jawabannya termuat dalam bab ke-5 kitab Asy-Syafiyyah karya Habib Sholeh Alaydrus ini. Sebagaimana diketahui bahwa qaul An-Nawawi tentang satu masalah fiqh yang sama itu sering berbeda antara qaul yang dimuat dibeberapa kitabnya, di kiatb At-Tahqiqi dikatakan begini, di kitab Al-Majmu’ malah begitu, bagaimana ini? Maka pada bab ke-7, Habib Sholeh Alaydrus mengurutkan hirarki kitab-kitab An-Nawawi untuk dijadikan pegangan ketika terjadi kasus perbedaan qaul seperti tadi.

Tentang beri’timad pada kitab-kitab An-Nawawi, adapun hirarkinya diruntutkan sebagai berikut; 1. At-tahqiQ, Syarh at-Tanbih, 2. Al-majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, 3. At-tanqih, Syarh al-Wasith, 4. Raudlah at-Thalibin, 5. Minhaj ath-Thalibin, 6. Fatawaahu, 7. Syarh Muslim, 8. Tashkhih at-Tanbih, 9. Nuktah at-Tanbih. Begitu pula dengan qaul Ibnu Hajar, diurutkan pula dalam bab selanjutnya tentang hirarki kitab-kitabnya untuk dijadikan pegangan dalam mengambil keputusan.

Pada bab ke-9, Habib Sholeh Alaydrus menyebutkan tujuh Abadilah (ulama-ulama yang bernama Abdullah) yang berasal dari Hadromaut Yaman dan masyhur pula di sana. Lalu pada bab ke-12, Habib Sholeh Alaydrus menyebutkan riwayat singkat tentang ulama syafi’iyyah yang sering muncul di kitab-kitab fiqh ulama Hadromaut Yaman. Mungkin keberadaan dua bab inilah yang menjadikan kitab Asy-Syafiyyah karya Habib Sholeh Alaydrus tersebut diakui dan dijadikan pegangan di Hadromaut Yaman.

Bab ke-11 kitab Asy-Syafiyyah berisi sekitar 130 halaman dan bab ke-13 berisi sekitar 150 halaman. Dalam dua bab tersebut, Habib Sholeh Alaydrus menghimpun nama-nama dan data-data fiqh syafi’i. Tentu ratusan kitab fiqh syafi’i terhmipun dan terdata dalam dua bab tersebut. Kitab ini juga sama dengan Kitab “al-Khazâin al-Saniyyah min Masyâhir al-Kutub al-Fiqhiyyah li Aimmatinâ al-Fuqahâ al-Syâfi’iyyah” yang merupakan karya seorang ulama Nusantara asal Mandailing, yang sebagaimana telah diberi catatan oleh Ustadz Ginanjar Sya'aban beberapa waktu yang lalu itu. Sehingga memang kitab Asy-Syafiyyah ini sama pentingnya dimiliki oleh setiap penggiat atau pengkaji fiqh madzhab syafi’i.

Sejak pertama kali dicetak pada 20 tahun yang lalu, 1417 H, Kitab Asy-Syafiyyah karya Habib Sholeh Alaydrus tersebut sampai sekarang ini sudah dicetak ulang sebanyak 10 kali. Tentu juga kitab ini menambah khazanah karya ulama nusantara sekarang ini. Nafa’anallahu bihi wa bi muallifihi fi ad-Daraini, amin Ya Rabbal ‘Alamin.
___________________________

Oleh: Indirijal Lutofa (Santri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyyah Nurul Huda Mergosono Malang dan mahasiswa Fak. Syari’ah UIN Malang)


0 komentar

Posting Komentar